October 8, 2021

Tentang Ghosting dan Alasan yang Tidak Termaafkan

Picture by: Pixabay on Pexels

Saya tidak tahu mengapa saya harus menuliskan ini. Saya hanya merasa marah dan jengkel karena belakangan saya kerap di-ghosting oleh orang-orang di sekitar saya. Jujur saja, pengalaman ini membuat saya jadi gampang kesal sekaligus menimbulkan pertanyaan besar: mengapa orang-orang gemar sekali ghosting?


Secara umum, ghosting merupakan istilah untuk menggambarkan perbuatan seseorang yang menghilang secara tiba-tiba dan tanpa kabar apapun. Ada juga yang menganggap ghosting sebagai tanda untuk mengakhiri suatu hubungan yang dilakukan secara sepihak dan tanpa obrolan apapun. Meski ghosting sering diindentikkan dengan hubungan romantis seperti PDKT atau pacaran, tetapi menurut saya, dalam hubungan apapun setiap orang punya potensi untuk melakukan ghosting


Yang saya tidak paham, kenapa sih orang-orang gampang banget melakukan ghosting? Ada yang bilang, bersikap ghosting atau memutuskan komunikasi secara mendadak dilatarbelakangi oleh beberapa faktor seperti tidak ingin menyakiti perasaan pihak lain, sulit mengomunikasikan keinginannya untuk mengakhiri hubungan, tidak mau berkomitmen, merasa tidak nyaman dengan situasi yang sedang dialami, terlalu sibuk, menemukan hal lain yang lebih menarik, dan yang paling aneh sekaligus tidak bisa saya terima adalah merasa tidak ada lagi yang perlu dibahas. 


Bagaimana bisa seseorang dengan entengnya merasa tidak ada lagi yang perlu dibahas di saat lawan bicaranya mereka sedang menanyakan sesuatu, menagih sesuatu atau meminta sesuatu? Apakah mereka sedang berkamuflase menjadi tembok dan berpura-pura seolah tidak ada yang terjadi? 


Kebetulan belakangan ini, saya juga mengalami ghosting dan rasanya sungguh tidak nyaman. Beberapa pesan tidak terbalaskan, pertanyaan tidak terjawabkan, dan yang lebih menyebalkan lagi orang tersebut merasa semuanya baik-baik saja. Sementara, saya justru bergelut dengan asumsi dan prasangka sendiri, karena tidak tahu harus mengadu kepada siapa. Sudah speak up pun tetap tidak dihiraukan, lantas saya bisa berbuat apa lagi selain berkeluh kesah dan menuliskannya di sini? 


Di sisi lain, tanpa disadari, sikap ghosting yang digadang-gadang sebagai cara paling mudah untuk tidak berurusan dengan perasaan orang lain justru menimbulkan efek yang cukup berat bagi korbannya. Saya sendiri, meski berusaha keras agar bodo amat dan tidak terlalu memikirkannya, tetapi tetap saja kepikiran. Ada perasaan jengkel dan amarah yang tidak terluapkan membuat saya jadi lebih pemurung dan gampang merasa cemas. Saya juga jadi sering bertanya-tanya: apa salah saya dan kenapa saya tidak dipedulikan? 


Saya tidak ingat apakah saya juga pernah melakukan ghosting, sehingga saya layak mendapatkan hal yang setimpal. Namun, sebagai orang yang cenderung blak-blakan  saya terbiasa untuk menyampaikan semua hal, baik itu yang disuka maupun tidak disukai. Saya juga berusaha membalas pesan yang masuk ke inbox saya, saya menanggapi pertanyaan yang diajukan, dan saya berusaha mendengarkan perasaan orang lain. Mungkin bagi sebagian orang, saya dianggap terlalu baik kali ya. Tapi percayalah, tidak semua orang bisa menerima dengan lapang ketika di-ghosting. Saya aja nggak suka di-ghosting, lah kenapa saya juga harus ghosting kepada orang lain? 


Seingat saya, dalam komunikasi itu harus berlaku hubungan dua arah dan timbal balik. Kalau hanya salah satu yang aktif, bagaimana mungkin komunikasi bisa tercipta? Bagaimana informasi dapat tersampaikan dengan baik jika salah satunya memilih menghindar dan tidak mau berurusan lagi? 


Serius deh, kurang-kurangin bersikap ghosting. Selain terkesan "lepas tangan", bersikap ghosting tidak membuat kita merasa lebih baik. Yang ada justru menambah masalah: citra diri kita otomatis jelek karena dianggap tidak mampu berkomitmen, orang yang di-ghosting bisa mengalami kecemasan bahkan overthinking karena mereka tidak tahu salahnya apa, dan masalahnya jadi semakin berlarut-larut karena sikap seseorang yang suka tiba-tiba menghilang tanpa kabar.  


Padahal apa susahnya sih duduk bareng dan mengobrol bersama? Apa susahnya mencoba komunikatif dengan menanggapi pesan dengan baik?  Apa susahnya mencoba mendengarkan dan memahami perasaan orang lain? 


Dah lah. Bagi saya, orang-orang yang suka ghosting memang layak diberikan label red flag~


Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Commencez à taper et appuyez sur Entrée pour rechercher