April 4, 2017

La grammaire est une chanson douce: Sajian Tatabahasa dalam Sebuah Narasi

Pict by: linecesurinternet


Sekilas, judul buku ini sempat membuat saya terkecoh. Penggunaan judul La grammaire est une chanson douce membuat saya berpikir bahwa buku ini merupakan buku ilmiah yang membahas mengenai penggunaan grammaire atau tatabahasa dalam kehidupan sehari-hari. Namun setelah membaca sinopsis, resume, dan artikel pada laman web, saya lalu mengetahui bahwa buku ini merupakan sebuah narasi yang menceritakan tentang petualangan Jeanne bersama Thomas, kakaknya. Buku ini merupakan novel yang menggunggulkan penggunaan grammaire atau tatabahasa untuk menggambarkan lakon-lakon para tokohnya.

Novel ini dikarang oleh Erik Orsenna (nama aslinya adalah Erik Arnoult) yang merupakan salah satu anggota Académie française. Orsenna meraih penghargaan Roger Nimier untuk karyanya yang berjudul La vie comme à Lausanne pada tahun 1977. Karyanya yang berjudul L’Exposition coloniale juga berhasil membawanya meraih penghargaan Goncourt pada tahun 1988. Ia mengeluarkan buku berjudul Potrait d’un homme heureux sebagai persembahan bagi para tukang kebun di Versailles. La grammaire est une chanson douce diterbitkan pada tahun 2001 dan dipersembahkan untuk Danielle Leeman, seorang profesor grammaire atau tata bahasa di Universitas Paris X di Nanterre. Selain itu, pada tahun 2013 ia kembali mengeluarkan buku berkaitan dengan tata bahasa dalam bahasa Prancis berjudul La Fabrique des mots.

Sebelum menjadi pengarang, Erik Orsenna merupakan seorang pengajar dan peneliti mata kuliah perbankan internasional dan pengembangan ekonomi di Universitas Paris I. Ia bergabung dengan kelompok Elysée sebagai konsulat budaya pada masa pemerintahan François Mitterand. Pada tahun 1986, ia menjadi konsulat di Kementrian Luar Negeri bersama dengan Roland Dumas. Ia lalu ikut membantu proses demokrasi dan hubungan antara Afrika dengan Maghreb. Setelah pensiun, ia beralih profesi menjadi seorang ekonom dan pengusaha.

Berlatar belakang sebagai seorang akademisi di bidang ekonomi dan seorang negarawan, tentu tidak mudah untuk menerbitkan sebuah narasi yang menonjolkan permainan kata dan tata bahasa. Pekerjaan ini umumnya lebih banyak dilakukan oleh sastrawan atau pengajar di bidang sastra. 

Namun, sebagai seorang peneliti tentu ia akan melakukan riset terlebih dahulu sehingga memungkinkan baginya untuk menulis lebih baik daripada orang yang ahli di bidang tersebut. Karena kontribusinya cukup besar dalam bidang sastra, ia pun diangkat menjadi anggota Académie française.
Novel La grammaire est une chanson douce merupakan buku kelima Erik Orsenna yang resmi diterbitkan pada tanggal 29 Agustus 2001. Novel ini terbit setelah Histoire du monde en neuf (Fayard, 1996), Deux étés (Fayard, 1997), Longtemps (Fayard, 1998), dan André Le Nôtre (Fayard, 2000).

Berdasarkan laman web resmi Erik Orsenna, novel La grammaire est une chanson douce dijual seharga 12.20 € atau sekitar Rp. 183.000,00 namun dengan tampilan cover yang berbeda. Lain halnya pada situs www.amazon.fr, novel ini dijual seharga 5.60 € atau sekitar Rp. 84.000,00.

Dari judul La grammaire est une chanson douce terdapat kata-kata yang memiliki berseberangan artinya yaitu la grammaire dan une chanson. Kata la grammaire atau tatabahasa identik dengan struktur gramatikal bahasa yang meliputi kaidah fonologi, morfologi, dan sintaksis (KBBI). Kata ini juga sering disebut ragam bahasa formal dan menjadi patokan pemakaian bahasa. Sedangkan, une chanson atau lagu merupakan nyanyian yang biasanya diiringi oleh alunan musik. Selain musikalisasi puisi, para pemusik juga sering mengaransemen lagu, yaitu mengubah komposisi lagu berdasarkan nomor suara penyanyi atau instrumen lain namun tidak merubah esensi musiknya (KBBI).

Ketika mendengar kata la grammaire, saya langsung berpikir mengenai aturan-aturan bahasa dalam bahasa Prancis seperti la conjugaison, un verbe, un pronom, l’article défini ou indéfini, complément direct ou indirect, indicatif présent, passé composé, l’impératif, l’imparfait, subjonctif, futur proche, futur simple, dan lain sebagainya. Sedangkan kata une chanson identik dengan kata-kata seperti l’amour, un chanteur ou une chanteuse, la guitarre, le piano, la musique, la voix, l’intonation, le pop, le jazz, un groupe musique, les paroles, le poème, la poésie, le poète, l’arrangement, dan lain-lain.

Kata douce dan chanson membentuk frasa atau gabungan kata menjadi une chancon douce yang berarti lagu atau nyanyian yang indah. Menurut saya, judul buku ini unik dan menarik rasa ingin tahu para pembaca. Adanya “keanehan” pada judul buku, membuat pembaca semakin ingin membaca dan memahami isi buku tersebut.

Di dalam cover, terlihat ada gambar sebuah pulau yang mempunyai pohon di bagian tengahnya. Pulau itu digambarkan terletak di tengah lautan yang berwarna biru. Terlihat pula bayangan-bayangan orang yang tengah mengangkat tangannya seperti bersorak riang atau justru meminta pertolongan. Orang-orang itu berada di pinggir pulau dan saling berjauhan. Ada pula yang digambarkan sedang berlari sambil mengangkat tangannya.

Diilustrasikan dalam cover bahwa bayangan-bayangan orang itu tengah mengangkat tangannya seperti bersorak riang. Orang-orang itu menyanyikan lagu riang dan ikut merasa senang. Hal ini yang termasuk dalam une chanson douce. Sedangkan, la grammaire sudah terlihat dari judul buku itu sendiri. Judul La grammaire est une chanson douce disusun berdasarkan penggunaan tata bahasa bahasa Prancis di mana terdapat konjugasi kata être yaitu est. Penggunaan kata est ini juga berdasarkan aturan konjugasi il (le) untuk nomina maskulin dan elle (la) untuk nomina feminin.
Seperti yang sudah dijelaskan, huruf-huruf diilustrasikan berada di atas air laut yang berwarna biru. 

Huruf-huruf ini menjelaskan tentang permainan grammaire atau tata bahasa yang diunggulkan novel tersebut. Erik Orsenna ingin menyampaikan bahwa dengan grammaire kita bisa merangkai kata-kata yang indah. Bahkan, maksud yang ingin disampaikan pun lebih jelas. Di dalam novel petualangan ini, Orsenna ingin menyampaikan kekayaan bahasa Prancis yang tidak hanya sekedar kata Je t'aime

Dominasi penggunaan grammaire justru menjadikan novel ini unik dan mudah dipahami pembaca.
Pada cover, ditemui huruf-huruf yang terletak diilustrasikan berada di atas air. Huruf-huruf tersebut ialah a, z, o, j, r, t, d, f, y, w, l, c, s, q, i, dan sebuah tanda interogatif (?). Dari huruf-huruf tersebut dapat dibuat beberapa kata seperti: riz, sort, dort, fort, air, tard, si, lis, la, lac, laid, sac, loi, roi, doit, dois, toi, radio, rail, lit, lis, fois, dan crois.

Namun sayangnya, tampilan atau cover buku ini kurang menarik. Dominasi warna biru membuat pembaca bosan meskipun isi buku ini menarik. Selain itu, ilustrasinya sangat sederhana dan kurang jelas sehingga butuh kecermatan untuk melihat apa saja yang digambarkan dalam cover tersebut.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Commencez à taper et appuyez sur Entrée pour rechercher