April 25, 2017

Kebaikan yang Disesali. Semoga Engkau Bahagia dengan Keputusanmu


Pict by: Shutterstock

Pagi itu masih pagi yang sama. Dengan mentari yang selalu tersenyum, menyambut hariku. Yang selalu mengingatkanku agar selalu bersyukur atas segala karunia-Nya.

Senja itu juga masih senja yang sama. Dengan jubah keemasannya di ufuk barat, dilatari oleh deburan ombak yang saling berkejaran. Aku masih saja mengagumi keindahan ini.
Kabarku? Baik, terima kasih. Bahkan aku merasa lebih baik.

Sejak memutuskan untuk sendiri, tak ada yang berubah. Rutinitasku masih berjalan seperti biasa. Semua sama persis ketika kamu masih ada. Atau setidaknya boleh kukatakan, ketika kamu masih meluangkan waktu untuk ada.

Aku menulis ini bukan karena merindukanmu. Tidak, terima kasih. Aku rasa merindukanmu adalah hal paling sia-sia di dunia ini.

Mungkin dulu aku terlalu baik. Terus-menerus membiarkan perasaanku mengalah bahkan memaklumi segala kekuranganmu. Meski pada akhirnya aku sendiri yang merasa tersakiti. Dulu, mungkin, aku pernah mengagumi kamu, dengan segala kebaikanmu. Namun, baik saja tidak cukup, kan?

Dengan segala rasa nyaman yang kudapatkan sekarang, aku hanya ingin berterima kasih kepadamu.
Terima kasih atas kebahagiaan yang pernah kau berikan kepadaku. Meskipun kini, aku sadar kebahagiaan itu hanyalah kebahagiaan semu karena kamu sendiri pun tidak pernah berniat ingin benar-benar berbahagia. Terima kasih untuk cerita-cerita yang pernah kau bagikan tiap kali kita berjumpa.

Meski kini, aku pasti akan sangat bosan mendengar cerita-ceritamu yang selalu kau banggakan itu. Terima kasih untuk segala perhatian yang pernah tercurah untukku. Meski kini, aku tahu perhatian itu tidak akan pernah membuatku merasa istimewa apalagi berarti bagimu. Dan terima kasih juga untuk segala mimpi yang pernah kamu tawarkan kepadaku. Meski kini, aku tahu mimpi-mimpi itu tidak akan pernah terwujud.

Aku tidak menyesal bertemu denganmu. Aku hanya menyesal mengapa aku terlalu baik untuk memaklumimu.

Hidupku sekarang tentu saja lebih bahagia tanpamu karena tak ada lagi lelaki yang menawarkan kebahagiaan semu padaku. Aku sudah memilih kebahagiaanku sendiri. Dan semoga kamu juga sudah memilih jalanmu sendiri ya.


Selamat berbahagia.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Commencez à taper et appuyez sur Entrée pour rechercher